DESAIN KURSI
HALTE ANGKUTAN KOTA MAKASSAR YANG
BERNILAI ERGONOMIS
Ahmad Hanafie1, Hammada Abbas2, Lawalenna
Samang3 dan Sumarni
Hamid4
1 Mahasiswa
Teknik Sipil Unhas, 2 Dosen Teknik Mesin Unhas, 3,4 Dosen Teknik Sipil Unhas
email1 ahmadhanafie@yahoo.co.id,
email2 hammadaabbas@yahoo.co.id, email3 samang_l@yahoo.com,
email4 marni_hamidaly@yahoo.com.
ABSTRAK
Halte adalah suatu tempat pemberhentian
kendaraan untuk menaik-turunkan penumpang, Fasilitas tempat pemberhentian di
Kota Makassar tidak memperhatikan aspek-aspek keergonomian. Seperti ukuran
tempat duduk tidak sesuai dengan dimensi
tubuh masyarakat di Kota Makassar, sehingga dapat berpengaruh terhadap
kenyamanan dan keamanan pengguna kendaraan. Tujuan penelitian adalah untuk
mengenalisis dimensi-dimensi tubuh yang berpengaruh terhadap desain kursi halte
di Kota Makassar, kedua untuk mendesain tempat duduk di halte yang bernilai
ergonomis. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah pengukuran
dimensi tubuh pada penumpang serta menganalisis dengan menggunakan metode
statistik. Hasil penelitian dimensi tubuh
berpengaruh terhadap desain penelitian yaitu Tinggi Popliteal (TPL), untuk
menentukan tinggi kursi. Tinggi Sandaran (TS), Tinggi Siku Istirahat (TSi),
untuk menentukan tinggi sandaraLebar Pinggul (LPL), untuk menentukan panjang
kursi dan pantat ke perut (PP), untuk menetukan lebar kursi. Sedangkan nilai
ergonomisnya adalah tempat duduk halte lebar kursi dengan ukuran 36,21 cm,
tinggi kursi 44,45 cm, dan tinggi sandaran 56,92 cm dan panjang 411,4 cm.
Kata
Kunci: Tempat
duduk, Halte, Ergonomis
ABSTRACT
Bus stop is
a stops a vehicle for up and down passenger, Facilities stops in the city
Makassar not see aspects ergonomics. As size seating not in accordance with the
dimensions body in the city Makassar, so that it can be impact on the comfort
and safety of vehicle user. Data collection method executed is measurement of the dimensions of
the body on passenger and analyzer by using the method statistic. The results
of the study dimensions the body influential to the design of research that is
high popliteal. To determine high seats. High parapet, high the elbow break, to
determine high parapet wide the hip, to determine the length of seats and butt
to the stomach, to determine wide seats. While value ergonomics is a seat bus
stop wide a chair with size 36,21 cm, high seats 44,45, and high parapet 56,92
cm and long 411,4 cm.
Keywords: a seat, bus stop, ergonomic
PENDAHULUAN
Tujuan pokok manusia untuk selalu
mengadakan perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai adalah untuk
memudahkan dan mengenakan operasi penggunaannya. Disiplin keilmuan lahir dan
berkembang sekitar abad 20 ini yang berkaitan dengan perancangan peralatan dan
fasilitas kerja yang memperhatikan aspek-aspek manusia sebagai pemakaianya
dikenal kemudian dengan nama Ergonomi.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun
(desain) ataupun rancang ulang (redesain). Hal ini dapat meliputi
perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja, sistem pengendali,
alat peraga, jalan/lorong, pintu, jendela, dll. Masih dalam hal tersebut adalah
bahasan menegenai rancang bangun lingkungan kerja, karena jika sistem perangkat
keras berupa maka akan berubah pula lingkungan kerjanya.
Permasalahan
yang ada dalam penelitian ini adalah mengenai tempat duduk halte ada di kota
Makassar. Masalah pertama untuk mengenalisis dimensi-dimensi tubuh yang berpengaruh terhadap
desain kursi halte di Kota Makassar, kedua untuk mendesain tempat duduk di
halte yang bernilai ergonomis
Dalam penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mendesain
tempat duduk di halte sebagai tempat pemberhentian kendaraan umum menjadi aman
dan nyaman dengan menggunakan metode
keergonomian.
METODE PENELITIAN
Pengumpulan
data dilakukan denfan cara pengukuran langsung terhadapat penumpang/pengguna
dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh sebanyak 150 penumpang. Penumpang
adalah pengguna kendaraan angkutan Kota yaitu Mahasiswa, Siswa SD, SMP, SMA,
PNS, Karyawan swasta dan penumpang umum lainnya.
Pengukuran dimensi tubuh yang
dilakukan adalah: Tinggi Popliteal (TPL), untuk menentukan tinggi kursi, Tinggi
Sandaran (TS), Tinggi Siku Istirahat (TSi), untuk menentukan tinggi sandaran, Lebar
Pinggul (LPL), untuk menentukan panjang kursi, pantat ke perut (PP), untuk
menetukan lebar kursi.
Setelah data
diperoleh lalu dilanjutkan dengan pengujian statistik
-
Dalam uji
keseragaman data dikatakan seragam bila mana data berada diantara Batas Kontrol
Atas dan Batas Kontrol Bawah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan
tingkat ketelitian 5%.
-
Uji
Kecukupan data, gunanya untuk mengetahui data cukup atau tidak dengan syarat N’
< N, dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%.
-
Uji
persentil, Uji persentil dengan menggunakan persentil 5-th, 50—th, dan 95-th.
Metode
Analisis
Pengujian keseragaman data hasil pengamatan sebagai
alat kontrol dihitung rata-rata (mean), batas kontrol atas (BKA), batas kontrol
bawah (BKB), menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5 %.
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dan
tingkat ketelitian 5 %. Hal Dari data dimensi tubuh yang diukur untuk tiap
dimensi akan memiliki penyimpanan tidak lebih dari 5 %. Data dikatacukup apabila N’ < N, Dengan
menggunakan rumus yaitu :
Pengujian uji persentil:
Persentil 5-th =
(4)
Persentil 50-th =
(5)
Persentil 95-th =
(6)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristi Responden
Berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Pengukuran dimensi tubuh
dilakukan sebanyak 150 penumpang. Penumpang adalah pengguna kendaraan angkutan
Kota yaitu Mahasiswa, Siswa SD, SMP, SMA, PNS, Karyawan swasta dan penumpang
umum lainnya. Seperti Tabel 1. Dibawah ini:
Tabel 1.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan
No.
|
Pekerjaan
|
Responden
|
Persentase
|
1
|
PNS/Karyawan Swasta
|
27
|
18
|
2
|
Mahasiswa
|
66
|
44
|
3
|
Pelajar
|
20
|
13.3
|
4
|
IRT
|
12
|
8
|
5
|
Wiraswasta/Petani/Sopir
|
22
|
14.7
|
6
|
Dosen
|
3
|
2
|
Jumlah
|
150
|
100%
|
Tabel 1. karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan
dari 150 responden mempunyai persentase tertinggi pada kelompok mahasiswa sebesar 44 %, selanjutanya kelompok
pekerjaan PNS/Karyawan swasta dan BUMN persentase sebesar 18 %, kelompok
wiraswasta/petani/sopir mempunyai persentase sebesar 14,7 %, kelompok pelajar
mempunyai persentase sebesar 13,3 %, kelompok ibu rumah tangga mempunyai
persentase sebesar 8 %, dan kelompok pekerjaan dosen mempunyai persentase
sebesar 2 %.
3.2 Karakteristik
Dimensi Tubuh Responden
Tabel 2.
Perbandingan nilai ergonomi pada tempat duduk halte
Uraian
|
Pengukuran Halte dalam (cm)
|
|||
Kondisi saat ini
|
Dep. Hub.
DJP. Darat
|
Penelitian Sebelumnya
|
Nilai
Ergonomi
|
|
Tinggi
Kursi
|
40 – 67
|
50
|
44,5
|
44,45
|
Lebar
Kursi
|
30 – 70
|
40
|
28,2
|
36,21
|
Tinggi
Sandaran
|
40 – 60
|
50
|
62,1
|
56,92
|
Panjang
Kursi
|
2,5 – 6,5
|
400
|
408,1
|
411,4
|
Gambar 1. Desain kursi halte
Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian yaitu
analisa antropometri persentil 95-th diperoleh ukuran tinggi trotoar 24,76 cm.
Sedangkan hasil penelitian sebelumnya Antropometri
masyarakat Indoensia yang didapat dari interpolasi masyarakat British dan
Hongkong (Pheasant, 1986) terhadap
terhadap masyarakat Indonesia (suma’mur,
1989) serta istilah dimensionalnya dari (Nurminanto, 1991). tinggi lutut yang diperoleh 54,4 cm atau
dibagi dua maka diperoleh 27,4 cm. Sedangkan tempat duduk pada halte
dieperoleh lebar kursi dengan ukuran
36,21 cm, tinggi kursi 44,45 cm, dan tinggi sandaran 56,92 cm. Penelitian sebelumnya Nurmianto (1991) pada
penelitiannya Antropometri masyarakat Indonesia,
tinggi lutut terlipat poplitian diperoleh ukuran 44,5 cm. Dan tebal perut (abdominal) sebagai acuan lebar kursi
dengan ukuran 28,2 cm.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dalam penelitian desain kursi halte angkutan Kota Makassar yang bernilai
ergonomis yaitu dimensi tubuh berpengarug terhadap desain penelitian yaitu
Tinggi Popliteal (TPL), untuk menentukan tinggi kursi. Tinggi Sandaran (TS),
Tinggi Siku Istirahat (TSi), untuk menentukan tinggi sandaraLebar Pinggul
(LPL), untuk menentukan panjang kursi dan pantat ke perut (PP), untuk menetukan
lebar kursi. Sedangkan nilai ergonomisnya adalah tempat duduk halte lebar kursi
dengan ukuran 36,21 cm, tinggi kursi 44,45 cm, dan tinggi sandaran 56,92 cm dan
panjang 411,4 cm.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ahmad
Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid, Kajian
Utilitas Kendaraan Angkutan Kota Yang Bernilai Ergonomi. Seminar Nasional Teknologi Industri II ATIM
2014, Makassar, 22-23 Oktober 2014.
“Implementasi Ilmu dan Teknologi Industri dalam Upaya Peningkatan
Kualitas Hidup Masyarakat & Lingkungan”
ISBN 978-602-14822-1-6, hal. 307-310. 2014.
[2] Ahmad
Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid, Facilities
Study Termination Of The Value Of City Transport Ergonomics. The 2nd Makassar International
Conference On Civil Engineering (MICCE), ISBN:
978-979-530-134-9. August 11-13, 2015, Engineering Faculty, Gowa Campus.
pp. 705-709. 2015.
[3] Ahmad
Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid, Study
Utility Vehicle Makassar City Transport a High-Ergonomics, Journal of Engineering Research and
Applications, ISSN: 2248-9622, Vol. 5, Issue 9, (Part-2) September 2015, pp.
09-11. 2015.
[4] Ahmad
Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid, A Study Of Ergonomic City Transport by Anthropometric Approach, The 1st International Conference
on Civil Engineering and Infrastructure (ICCEI), ISBN: 978-602-8817-68-4,
Makassar-Indonesia October 7-8, 2015, pp. 97-101. 2015.
[5] Ahmad
Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid, Penilaian Quality Function Deployment Utilitas Kendaraan dan Fasilitas
Pemberhentian Angkutan Kota Makassar, Konferensi
Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9), Makassar, 7-8 Oktober 2015 “Peran Inovasi
Rakayasa Sipil Menuju Infrastruktur Berkelanjutan yang Tanggap terhadap
Bencana” ISBN : 978-602-8817-67-7, hal. 199-205. 2015.
[6] Adhi
Muhtadi, dkk, Evaluasi
Pelayanan Bus dan MPU Kota Surabaya Untuk Menunjang Sistem Transportasi
Berkelanjutan, Bandung, Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana
Teknik Sipil (KNPTS), hal. Tr 51-56. 2012.
[7] Ar Anuj Jaiswal, Dr. Ashutosh Sharman, Optimization
of Public Transport Demand: A Case Study Of Bhopal, New Delhi,
International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 2, Issue
7, 1-15. 2012.
[8] Brendan Finn, ETTS Ltd, Urban Bus Services in Developing Countries
and Countries in Transition: A Framework for Regulatory and Instutional
Developments, Sydney, Journal Of
Public Transportation, Vol. 14, 89-107. 2011.
[9] Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama Penerbit
Guna Widya, ITS Surabaya. 2003.
[10] Dedi
Sulistiyo Soegoto, Peningkatan Prasarana, Sarana, Sistem
Operasi Pelayanan Jasa Angkutan Umum Bis Kota Damri Berdasarkan Ekspektasi dan
Persepsi Penumpang, Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol. 8, No. 2, Hal. 217-229. 2010.
[11] Gempur
Santoso, Ergonomi Terapan, Surabaya, Pustaka publisher. 2013.
[12] Geetam
Tiwari, Urban Transport Priorities, Cities, Britain, Pergamon, Vol. 19,2.
Pp. 95 – 103. 2002.
[13] Iftikar Z. S.; Ruhana A; John H. T,
Analisa dan Perancangan Sistem
Kerja. Bandung, Jurusan TI ITB. 2010.
[14] Gudi
Tjahjono, Ancangan Sistematik dalam
Pengembangan Sistem Transportasi Kota, seminar regional “strategi pengembangan
Transportasi, Malang, Fakultas
Teknik Univ. Widyagama. 1996.
[15] Saufik
Luthfianto, Siswiyanti, Pengujian Ergonomi Dalam Perancangan Desain Produk, Bandung, Prosiding Seminar
Nasional Teknoin, hal. C.159-164. 2008.
[16] Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi,
Studi Gerak & waktu. Jakarta, Guna widya. 2008.
[17] Sudjana, Metoda Statistika, Bandung. Tarsito.1989.
[18] Departemen
Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Bina Sistem
Transportasi Perkotaan, Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan
Jalan.
[19] Departemen
Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Bina Sistem
Transportasi Perkotaan, Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat
Pemberhentian Kendaraam Penumpang Umum.
designya pakai apa bos
BalasHapus