Selasa, 08 Desember 2015

DESAIN KURSI HALTE  ANGKUTAN KOTA MAKASSAR YANG BERNILAI ERGONOMIS


Ahmad Hanafie1, Hammada Abbas2, Lawalenna Samang3 dan Sumarni Hamid4
1 Mahasiswa Teknik Sipil Unhas, 2 Dosen Teknik Mesin Unhas, 3,4 Dosen Teknik Sipil Unhas


ABSTRAK


Halte adalah suatu tempat pemberhentian kendaraan untuk menaik-turunkan penumpang, Fasilitas tempat pemberhentian di Kota Makassar tidak memperhatikan aspek-aspek keergonomian. Seperti ukuran tempat duduk tidak sesuai dengan dimensi  tubuh masyarakat di Kota Makassar, sehingga dapat berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan pengguna kendaraan. Tujuan penelitian adalah untuk mengenalisis dimensi-dimensi tubuh yang berpengaruh terhadap desain kursi halte di Kota Makassar, kedua untuk mendesain tempat duduk di halte yang bernilai ergonomis. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah pengukuran dimensi tubuh pada penumpang serta menganalisis dengan menggunakan metode statistik. Hasil penelitian dimensi tubuh berpengaruh terhadap desain penelitian yaitu Tinggi Popliteal (TPL), untuk menentukan tinggi kursi. Tinggi Sandaran (TS), Tinggi Siku Istirahat (TSi), untuk menentukan tinggi sandaraLebar Pinggul (LPL), untuk menentukan panjang kursi dan pantat ke perut (PP), untuk menetukan lebar kursi. Sedangkan nilai ergonomisnya adalah tempat duduk halte lebar kursi dengan ukuran 36,21 cm, tinggi kursi 44,45 cm, dan tinggi sandaran 56,92 cm dan panjang 411,4 cm.
Kata Kunci: Tempat duduk, Halte, Ergonomis

 ABSTRACT


Bus stop is a stops a vehicle for up and down passenger, Facilities stops in the city Makassar not see aspects ergonomics. As size seating not in accordance with the dimensions body in the city Makassar, so that it can be impact on the comfort and safety of vehicle user. Data collection method  executed is measurement of the dimensions of the body on passenger and analyzer by using the method statistic. The results of the study dimensions the body influential to the design of research that is high popliteal. To determine high seats. High parapet, high the elbow break, to determine high parapet wide the hip, to determine the length of seats and butt to the stomach, to determine wide seats. While value ergonomics is a seat bus stop wide a chair with size 36,21 cm, high seats 44,45, and high parapet 56,92 cm and long 411,4 cm.

Keywords: a seat, bus stop, ergonomic


PENDAHULUAN

Tujuan pokok manusia untuk selalu mengadakan perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai adalah untuk memudahkan dan mengenakan operasi penggunaannya. Disiplin keilmuan lahir dan berkembang sekitar abad 20 ini yang berkaitan dengan perancangan peralatan dan fasilitas kerja yang memperhatikan aspek-aspek manusia sebagai pemakaianya dikenal kemudian dengan nama Ergonomi.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (redesain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja, sistem pengendali, alat peraga, jalan/lorong, pintu, jendela, dll. Masih dalam hal tersebut adalah bahasan menegenai rancang bangun lingkungan kerja, karena jika sistem perangkat keras berupa maka akan berubah pula lingkungan kerjanya.
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah mengenai tempat duduk halte ada di kota Makassar. Masalah pertama untuk mengenalisis dimensi-dimensi tubuh yang berpengaruh terhadap desain kursi halte di Kota Makassar, kedua untuk mendesain tempat duduk di halte yang bernilai ergonomis
Dalam penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mendesain tempat duduk di halte sebagai tempat pemberhentian kendaraan umum menjadi aman dan nyaman dengan menggunakan metode  keergonomian.

METODE PENELITIAN

Pengumpulan data dilakukan denfan cara pengukuran langsung terhadapat penumpang/pengguna dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh sebanyak 150 penumpang. Penumpang adalah pengguna kendaraan angkutan Kota yaitu Mahasiswa, Siswa SD, SMP, SMA, PNS, Karyawan swasta dan penumpang umum lainnya.
Pengukuran dimensi tubuh yang dilakukan adalah: Tinggi Popliteal (TPL), untuk menentukan tinggi kursi, Tinggi Sandaran (TS), Tinggi Siku Istirahat (TSi), untuk menentukan tinggi sandaran, Lebar Pinggul (LPL), untuk menentukan panjang kursi, pantat ke perut (PP), untuk menetukan lebar kursi.
Setelah data diperoleh lalu dilanjutkan dengan pengujian statistik
-       Dalam uji keseragaman data dikatakan seragam bila mana data berada diantara Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%.
-       Uji Kecukupan data, gunanya untuk mengetahui data cukup atau tidak dengan syarat N’ < N, dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%.
-       Uji persentil, Uji persentil dengan menggunakan persentil 5-th, 50—th, dan 95-th.

Metode Analisis
Pengujian keseragaman data hasil pengamatan sebagai alat kontrol dihitung rata-rata (mean), batas kontrol atas (BKA), batas kontrol bawah (BKB), menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5 %.
                                                                                          (1)
                                                                                          (2)
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dan tingkat ketelitian 5 %. Hal Dari data dimensi tubuh yang diukur untuk tiap dimensi akan memiliki penyimpanan tidak lebih dari 5 %.  Data dikatacukup apabila N’ < N, Dengan menggunakan rumus yaitu :

                                                                          (3)

Pengujian uji persentil:
Persentil 5-th =                                                                         (4)
Persentil 50-th  =                                                                                          (5)
Persentil 95-th =                                                                   (6)



HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristi Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Pengukuran dimensi tubuh dilakukan sebanyak 150 penumpang. Penumpang adalah pengguna kendaraan angkutan Kota yaitu Mahasiswa, Siswa SD, SMP, SMA, PNS, Karyawan swasta dan penumpang umum lainnya. Seperti Tabel 1. Dibawah ini:

 Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan
No.
Pekerjaan
Responden
Persentase
1
PNS/Karyawan Swasta
27
18
2
Mahasiswa
66
44
3
Pelajar
20
13.3
4
IRT
12
8
5
Wiraswasta/Petani/Sopir
22
14.7
6
Dosen
3
2
Jumlah
150
100%

Tabel 1. karakteristik responden berdasarkan tingkat pekerjaan dari 150 responden mempunyai persentase tertinggi pada kelompok  mahasiswa sebesar 44 %, selanjutanya kelompok pekerjaan PNS/Karyawan swasta dan BUMN persentase sebesar 18 %, kelompok wiraswasta/petani/sopir mempunyai persentase sebesar 14,7 %, kelompok pelajar mempunyai persentase sebesar 13,3 %, kelompok ibu rumah tangga mempunyai persentase sebesar 8 %, dan kelompok pekerjaan dosen mempunyai persentase sebesar 2 %.
3.2   Karakteristik Dimensi Tubuh Responden

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh desain tempat duduk halte yang bernilai ergonomi adapun hasilnya adalah lebar kursi dengan persentil 95-th adalah 36,21 cm, tinggi kursi 44,45 cm, tinggi sandaran 56,92  cm, dan panjang kursi  411,4 cm.

Tabel 2.  Perbandingan nilai ergonomi pada tempat duduk halte

Uraian
Pengukuran Halte dalam (cm)
Kondisi saat ini
Dep. Hub.
DJP. Darat
Penelitian Sebelumnya
Nilai
Ergonomi
Tinggi Kursi
40 – 67
50
44,5
44,45
Lebar Kursi
30 – 70
40
28,2
36,21
Tinggi Sandaran
40 – 60
50
62,1
56,92
Panjang Kursi
2,5 – 6,5
400
408,1
411,4









Gambar 1. Desain kursi halte 

Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian yaitu analisa antropometri persentil 95-th diperoleh ukuran tinggi trotoar 24,76 cm. Sedangkan hasil penelitian sebelumnya Antropometri masyarakat Indoensia yang didapat dari interpolasi masyarakat British dan Hongkong (Pheasant, 1986) terhadap terhadap masyarakat Indonesia (suma’mur, 1989) serta istilah dimensionalnya dari (Nurminanto, 1991). tinggi lutut yang diperoleh 54,4 cm atau dibagi dua maka diperoleh 27,4 cm. Sedangkan tempat duduk pada halte dieperoleh  lebar kursi dengan ukuran 36,21 cm, tinggi kursi 44,45 cm, dan tinggi sandaran 56,92 cm.  Penelitian sebelumnya Nurmianto (1991) pada penelitiannya  Antropometri masyarakat Indonesia, tinggi lutut terlipat poplitian diperoleh ukuran 44,5 cm. Dan tebal perut (abdominal) sebagai acuan lebar kursi dengan ukuran 28,2 cm.


KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian desain kursi halte angkutan Kota Makassar yang bernilai ergonomis yaitu dimensi tubuh berpengarug terhadap desain penelitian yaitu Tinggi Popliteal (TPL), untuk menentukan tinggi kursi. Tinggi Sandaran (TS), Tinggi Siku Istirahat (TSi), untuk menentukan tinggi sandaraLebar Pinggul (LPL), untuk menentukan panjang kursi dan pantat ke perut (PP), untuk menetukan lebar kursi. Sedangkan nilai ergonomisnya adalah tempat duduk halte lebar kursi dengan ukuran 36,21 cm, tinggi kursi 44,45 cm, dan tinggi sandaran 56,92 cm dan panjang 411,4 cm.

 

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ahmad Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid,  Kajian Utilitas Kendaraan Angkutan Kota Yang Bernilai Ergonomi. Seminar Nasional Teknologi Industri II ATIM 2014, Makassar, 22-23 Oktober 2014.  “Implementasi Ilmu dan Teknologi Industri dalam Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat & Lingkungan”  ISBN 978-602-14822-1-6, hal. 307-310. 2014.
[2] Ahmad Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid,  Facilities Study Termination Of The Value Of City Transport Ergonomics. The 2nd Makassar International Conference On Civil Engineering (MICCE), ISBN:  978-979-530-134-9. August 11-13, 2015, Engineering Faculty, Gowa Campus. pp. 705-709. 2015.
[3] Ahmad Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid,  Study Utility Vehicle Makassar City Transport a High-Ergonomics, Journal of Engineering Research and Applications, ISSN: 2248-9622, Vol. 5, Issue 9, (Part-2) September 2015, pp. 09-11. 2015.
[4]  Ahmad Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid, A Study Of Ergonomic City Transport by Anthropometric Approach, The 1st International Conference on Civil Engineering and Infrastructure (ICCEI), ISBN: 978-602-8817-68-4, Makassar-Indonesia October 7-8, 2015, pp. 97-101. 2015.
[5] Ahmad Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang, Sumarni Hamid, Penilaian Quality Function Deployment Utilitas Kendaraan dan Fasilitas Pemberhentian Angkutan Kota Makassar, Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9), Makassar, 7-8 Oktober 2015 “Peran Inovasi Rakayasa Sipil Menuju Infrastruktur Berkelanjutan yang Tanggap terhadap Bencana” ISBN : 978-602-8817-67-7, hal. 199-205. 2015.
[6] Adhi Muhtadi, dkk,  Evaluasi Pelayanan Bus dan MPU Kota Surabaya Untuk Menunjang Sistem Transportasi Berkelanjutan, Bandung, Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS), hal. Tr 51-56. 2012.
[7] Ar Anuj Jaiswal, Dr. Ashutosh Sharman,  Optimization of Public Transport Demand: A Case Study Of Bhopal, New Delhi, International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 2, Issue 7, 1-15. 2012.
[8] Brendan Finn, ETTS Ltd, Urban Bus Services in Developing Countries and Countries in Transition: A Framework for Regulatory and Instutional Developments,  Sydney, Journal Of Public Transportation, Vol. 14, 89-107. 2011.
[9] Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama Penerbit Guna Widya, ITS Surabaya. 2003.
[10] Dedi Sulistiyo Soegoto,  Peningkatan Prasarana, Sarana, Sistem Operasi Pelayanan Jasa Angkutan Umum Bis Kota Damri Berdasarkan Ekspektasi dan Persepsi Penumpang, Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol. 8, No. 2, Hal. 217-229. 2010.
[11] Gempur Santoso, Ergonomi Terapan, Surabaya, Pustaka publisher. 2013.
[12] Geetam Tiwari,  Urban Transport Priorities, Cities, Britain, Pergamon, Vol. 19,2. Pp. 95 – 103. 2002.
[13] Iftikar Z. S.; Ruhana A; John H. T,  Analisa dan Perancangan Sistem Kerja. Bandung,  Jurusan TI ITB. 2010.
[14] Gudi Tjahjono,  Ancangan Sistematik dalam Pengembangan Sistem Transportasi Kota, seminar regional “strategi pengembangan Transportasi, Malang, Fakultas Teknik Univ. Widyagama. 1996.
[15] Saufik Luthfianto, Siswiyanti,  Pengujian Ergonomi Dalam Perancangan Desain Produk, Bandung, Prosiding  Seminar Nasional Teknoin, hal. C.159-164. 2008.
[16] Sritomo Wignjosoebroto,  Ergonomi, Studi Gerak & waktu. Jakarta, Guna widya. 2008.
[17] Sudjana, Metoda Statistika, Bandung. Tarsito.1989.
[18] Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan, Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan.
[19] Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan, Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Pemberhentian Kendaraam Penumpang Umum.


1 komentar: