Ahmad Hanafie1, Hammada Abbas2, Lawalenna Samang3 dan Sumarni Hamid4
1Program Doktor
Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl.
Perintis Kemerdekaan KM-10
2Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan, Km. 10
Email: hammadaabbas@yahoo.co.id
3Jurusan Teknik
Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis
Kemerdekaan KM-10
Email: samang_l@yahoo.com
4Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM-10
Email: marni_hamidaly@yahoo.com
ABSTRAK
Quality Function Deployment (QFD) berguna
untuk memastikan bahwa suatu perusahaan memusatkan perhatiannya terhadap
kebutuhan konsumen sebelum setiap pekerjaan perancangan dilakukan. Sedangkan
manfaat-manfaat QFD adalah memusatkan perancangan
produk dan jasa pada kebutuhan dan kepuasan konsumen, menganalisa
kinerja produk perusahaan untuk memenuhi kepuasan konsumen, dan mengurangi
banyaknya perubahan desain. Tujuan
penelitian untuk mengkaji pengembangan
atribut-atribut pelayanan yang diprioritaskan untuk dikembangkan, untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang sesuai dengan keinginan pengguna. Metode penelitian adalah pengumpulan data kualitatif pengguna angkutan umum di kota Makassar dengan
cara penyebaran kuesioner dan pengambilan/pengukuran data terhadap penggunaka
angkutan umum dan infrastruktur. Hasil penelitian
atribut-atribut pelayanan yang diprioritaskan pertama adalah perlu perbaikan
fasilitas halte dengan nilai perioritas 4,354, kedua material tempat duduk
dengan nilai perioritas 3,680, ketiga perbaikan akses naik turun dengan nilai
perioritas 3,678, keempat perbaikan tinggi kursi dengan nilai perioritas 3,511,
kelima penambahan dan perbaikan trotoar dengan nilai perioritas 3,395,.
Peningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai dengan keinginan pengguna yaitu
perlu pertama adanya tempat area parkir dan fasilitas yang ideal bagi kendaraan
angkutan kota dan penumpang agar
kendaraan tidak sebarangan menaik turunkan penumpang, kedua tata kursi dan
material yang digunakan sesuai dengan nilai ergonomi agar penumpang merasakan
kenyamanan saat menggunakan kendaraan. Ketiga untuk memudahkan pengguna
kendaraan untuk akses naik turun kendaraan maka trotoar tingginya disesuaikan
dengan dimensi tubuh pengguna.
Kata kunci: Utilitas
kendaraan, Fasilitas Pemberhentian, QFD
1. PENDAHULUAN
Pelayanan jasa
angkutan umum ini akan ditinjau dari beberapa dimensi utama seperti prasarana,
sarana, dan sistem operasi yang memiliki atribut-atribut berupa Waktu, Ongkos,
Keamanan, Kenyamanan, dan Pelayanan sehingga Ekspektasi dan Persepsi pengguna
jasa angkutan umum lebih dapat terwakilkan dan terakomodasi. (Dedi S.S).
QFD adalah metode terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk
untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta
mengevaluasi suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
(Cohen, 1995). Suatu organisasi yang mengimplementasikan QFD secara tepat dapat
meningkatkan pengetahuan rekayasa, produktivitas dan kualitas, mengurangi
biaya, mengurangi waktu pengembangan produk serta perubahanperubahan rekayasa
seiring dengan kemajuan jaman dan permintaan konsumen. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah mengenai kendaraan umum
yang ada di kota Makassar. Masalah pertama utilitas kendaraan umum dari 140 kendaraan yang
diteliti tidak mempunyai kesamaan tentang ukuran bahkan ada sebagaian kendaraan
tidak mempunyai fasilitas yang mestinya ada pada kendaraan angkutan umum,
meliputi akses turun naik seperti tangga pertama, tangga kedua, lebar pintu,
lebar tangga dan hanggar pintu . Tata kursi yang meliputi tinggi kursi, panjang
kursi pertam, panjang kursi kedua dan tinggi sandaran. Kedua Infrastruktur
jalan yang meliputi mengenai kriteria
design geometri, serta fasilitas pemberentian, kursi tunggu tidak ideal, rambu
lalu lintas yang kurang memadai sehingga pengendara kendaraan umum menaikan dan
menurunkan penumpang dimana saja yang tentunya mengenai keamanan, sedangkan
infrastruktur yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan iluminasi jalan
kurang sesuai dengan pengguna kendaraan. Dalam Kajian penelitian yang ingin dicapai adalah utilitas kendaraan umum dan
fasilitas pemberhentian kendaraan angkutan umum menjadi aman dan nyaman dengan menggunakan
metode quality function deployment (QFD) untuk memperoleh kualitas layanan
kepada konsumen atau pengguna. Tujuan penelitian Adalah untuk mengkaji pengembangan
atribut-atribut pelayanan yang diprioritaskan untuk dikembangkan, Untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai
dengan keinginan pengguna.
2. tinjauan pustaka
Isu Strategi Sarana dan
Prasarana
Pemberhentian
bus pada kota-kota besar di dunia, halte bus salah satu ruang publik di kota
adalah tempat dimana bus transit dan turun naiknya penumpan. Setiap berhenti
memiliki dua arah, yaitu pintu gerbang yang transit dan untuk pejalan kaki. Di
Kota Denver, halte bus angkutan mall memiliki kursi bergerak, orang-orang dapat
mengatur tempat duduk mereka sendiri secara santai saat menunggu bus. Kota
Morella Mexico pada tempat pemberhentian dan halte bus penumpang dapat
mengambil camilan mangga segar atau nanas. Kota Portland tempat pemberhentian
bus di kota ini memiliki sistem informasi yang baik sistem transit yaitu setiap
rute diberi logo khusus kode warna untuk
masing-masing arah, membantu orang menavigasi jaringan bus serta dapat
menunjukkan jadwal bus. Kota Los Angeles di pemberhentian bus di Los Angeles,
penumpang harus menunggu di bangku-bangku iklan. Ada rasa kekwatiran terhadap
perlindungan diri dimana terlalu dekat dengan lalu lintas. Dan di Kota
Barcelona tempat pembentian bus dibuat
setipis mungkin dan transparan dan di desain shelter yang indah dan penumpang
dapat duduk dengan nyaman. (Suisman, Doug).
Konsep Quality Function
Deployment Kendaraan Umum
Dalam penerapan QFD,
digunakan format matriks untuk menangkap hal-hal yang penting terhadap proses
perencanaan suatu produk. Matriks ini disebut House Of Quality (HOQ). Defenisi HOQ adalah matriks perencanaan
produk yang menggambarkan kebutuhan pelanggan, target perusahaan dan evaluasi
produk pesaing.
Komponen-komponen
dalam HOQ adalah Whats adalah
keinginan/kebutuhan pelanggan, Hows adalah
kebutuhan-kebutuhan dari desain atau ‘bahasa teknis’ produk/layanan jasa, Matriks
korelasi: menjelaskan hubungan antara whats dan hows. Hubungan ini dapat digambarkan
dengan simbol (kuat, cukup, lemah), Matriks korelasi antar Hows, menggambarkan hubungan antar hows. Korelasi ini dapat
dibedakan menjadi korelasi positif dan negative, Prioritas yang diberikan
pelanggan terhadap kebutuhannya. Selain itu ada pula prioritas terhadap hows, dan penilaian kompetitif adalah
penilaian produk/layanan jasa organisasi dengan organisasi pesaingnya.
Keistimewaan HOQ
adalah komponen-komponennya dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan
organisasi. Setelah membuat HOQ dasar, matriks-matriks tambahan dibuat untuk
dapat menyampaikan kebutuhan/keinginan pelanggan kesemua tahap yang ada
diorganisasi. Matriks-matriks tambahan ini adalah: design, deployment, manufacturing planning, transportasi dan production
planning. Simbol yang akan digunakan dalam menggambarkan derajat pengaruh
teknisberdasarkan penilaian skala likert cohen.
Mengembangkan Rumah Kualitas
Cohen (1995) menyatakan
dalam membuat Rumah Kualitas (House Of
Quality) urutan yang paling berguna adalah:
Matriks
Kebutuhan Pelanggan , tahap ini meliputi: Memutuskan siapa pelanggannya, Mengumpulkan
data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan pelanggan, Menyusun kebutuhan
dan keinginan tersebut, Membuat diagram afinitas. Setelah melakukan pengumpulan
data pelanggan dalam jumlah besar dan masih sulit diatur maka diperlukan adanya
diagram afinitas.
Matriks
Perencanaan, tahap ini bertujuan untuk: Mengukur tingkat kebutuhan-kebutuhan
pelanggan, Dalam mengukur tingkat kebutuhan pelanggan dilakukan dengan cara
debat dari tim pelaksana atau dengan riset preferensi pasar dengan melakukan
survei., Menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi masing-masing kebutuhan konsumen.
Respon Teknis, Tahap ini
mempunyai transformasi dari kebutuhan-kebutuhan konsumen yang bersifat non
teknis menjadi data yang bersifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut., Menentukan Hubungan Respon Teknis Dengan Kebutuhan Konsumen.
Tahap ini menentukan
seberapa kuat hubungan antara respon teknis dengan kebutuhan-kebutuhan
pelanggan. Hubungan keduanya dapat berupa hubungan yang sangat kuat, sedang,
tidak kuat atau tidak ada hubungan keduanya.
Korelasi Teknis, Bagian ini
memetakan hubungan dan kepentingan antara karakterstik kualitas pengganti atau
respon teknis. Hal ini dilakukan agar dapat dilihat apabila suatu respon teknis
saling mempengaruhi dengan respon teknis lainnya dalam proses produksi, dan
juga dapat diusahakan agar tidak terjadi botleneck.
3. METODE
PENELITIAN
Penelitian dilakukan
di Kota Makassar, pemilihan Kota Makassar dengan pertimbangan bahwa Kota
tersebut mempunyai angkutan kota yang cukup besar
sekitar 4113 kendaraan dari 17 trayek namun, dari segi utilitas kendaraan belum
optimal apalagi kendaraan umum tidak ada keseragaman yang ada pada fasilitas kendaraan
seperti akses naik turun, hangar pintu, tata kursi, pengkondisian kenyamanan
dan Fasilitas Pmberhentian hampir seluruh kota Makassar tidak difungsikan dan
tempat pemberhentian pun hanya beberapa saja itu tidak difungsikan dengan
optimal.
Rancangan
Survei dan Validitas Data Penelitian
Data diperoleh dengan metode survei,
observasi dan wawancara. Data terdiri dari 2 macam yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer berupa hasil pengamatan dan hasil kuesioner terhadap
pengguna kendaraan, sedangkan data
sekunder diperoleh melalui literatur. Kuesioner dibagikan kepada responden anak-anak sekolah, mahasiswa, Pegawai Negeri maupun Swasta dan penumpang umum dengan metode sampel untuk mengetahui
tingkat kepentingan setiap karakteristik pengguna kendaraan. Dalam pegambilan
data tingkat kepentingan, kepuasan, dan kepuasan yang diharapkan menggunakan
skala Likert.
Tahap
Membangun Rumah Kualitas
Pada tahap membangun rumah kualitas ada
lima tahap perlu dilakukan yaitu, Voice Of Customer, Matriks Perencanaan,
Penentuan Respon Teknis, Penentuan Matriks Hubungan dan Prioritas, Analisa dan Interpretasi.
Tabel 2. Atribut Pelayanan kendaraan umum (customer needs)
Customer Requirement (WHATs)
|
||
Utilitas
|
Keamanan
|
Akses naik turu
|
Utilitas
|
Keamanan
|
Hanggar Pintu
|
Utilitas
|
Kenyamanan
|
Tata Kursi
|
Utilitas
|
Kenyamanan
|
Pencahayaan
|
Utilitas
|
Kenyamanan
|
Sirkulasi Udara
|
Utilitas
|
Kenyamanan
|
Bau-bauan
|
Utilitas
|
Kenyamanan
|
Panas dalam ruangan
|
Utilitas
|
Kenyamanan
|
Warna dalam ruangan
|
Tempat Pemberhentian
|
Keamanan
|
Trotoar
|
Tempat Pemberhentian
|
Keamanan
|
Halte
|
Tempat Pemberhentian
|
Keamanan
|
Rambu-Rambu Lalulintas
|
Tabel 3.
Respon Tekniks (HOWs)
No.
|
Respon Teknik
(HOWs)
|
1
|
Kualitas Material yang digunakan
|
2
|
Perbaikan tinggi kursi
|
3
|
Perbaikan material tempat duduj
|
4
|
Perbaikan akses naik
|
5
|
Perbaikan pada hangar
|
6
|
Penambahan lampu dalam kendaraan
|
7
|
Perbaikan sirkulasi udara dalam kendaraa
|
8
|
Penambahan & Perbaikan trotoar
|
9
|
Adanya area dan fasilitas pada halte
|
10
|
Perbaikan penerangan jalanan
|
11
|
Perbaikan/penambahan rambu-rambu lalulintas
|
12
|
Adanya ruang hijau / taman kota
|
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian
atribut-atribut tersebut dikelompokkan dalam suatu tabel, tabel tesebut adalah
dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil atribut pelayanan yang diinginkan pengguna
kendaraan umum (customer need).
Atribut-atribut tersebut merupakan kebutuhan pengguna angkutan umum yang ada
Kota Makassar, diantaranya tingkat kepentingan, tingkat kepuasan yang dirasakan
dan tingkat kepuasan yang diharapkan.
Tabel 4. Hasil Atribut Pelayanan kendaraan umum (customer needs)
No.
|
Keterangan Atribut
|
Customer Statisfaction
|
|||
Tingkat Kepentingan
|
Tingkat Dirasakan
|
Tingkat Diharapkan
|
|||
1
|
Akses naik turun
|
4.528
|
2.267
|
4.713
|
|
2
|
Hanggar pintu
|
4.307
|
2.353
|
4.680
|
|
3
|
Tata kursi
|
4.646
|
2.467
|
4.667
|
|
4
|
Pencahayaan
|
4.292
|
2.520
|
4.427
|
|
5
|
Sirkulasi Udara
|
3.910
|
2.553
|
4.400
|
|
6
|
Bau-bauan
|
3.917
|
2.147
|
4.220
|
|
7
|
Panas dalam ruamgam
|
3.681
|
1.960
|
4.153
|
|
8
|
Warna dalam ruangan
|
3.514
|
2.393
|
4.300
|
|
9
|
Trotoar
|
4.313
|
2.433
|
4.553
|
|
10
|
Halte
|
4.319
|
2.367
|
4.460
|
|
11
|
Rambu-rambu lalulintas
|
4.563
|
2.740
|
4.487
|
|
12
|
Taman yang indah dan hijau
|
4.306
|
2.373
|
4.293
|
|
13
|
Iluminansi jalan
|
4.286
|
2.353
|
4.547
|
|
14
|
Tarif
|
4.396
|
2.380
|
4.152
|
|
Dari hasil
penelitian responden tingkat kepentingan tersebut seperti terlihat pada Tabel
4, keempatbelas atribut menyatakan
persepsi responden pada skala 3,514 – 4,646 yang artinya cukup penting dan
sangat penting utilitas kendaraan dan tempat pemberhentian. Pada tingkat
kepuasan responden menyatakan persepsi keempatbelas atribut pada skala 1,960
-2,740 yang artinya kurang memuaskan dalam dalam menggunakan kendaraan umum.
Sedangkang kepuasan yang diharapkan responden dengan skala 4,152 – 4,713 yang
artinya responden mengharapkan adanya perbaikan pada utilitas kendaraan dan
fasilitas pemberhentian.
House of quality diperoleh prioritas
pertama adalah perlu perbaikan area parkir halte dengan nilai perioritas 4,354,
kedua material tempat duduk dengan nilai perioritas 3,680, ketiga perbaikan
akses naik turun dengan nilai perioritas 3,678, keempat perbaikan tinggi kursi
dengan nilai perioritas 3,511, kelima penambahan dan perbaikan trotoar dengan
nilai perioritas 3,395, keenam penerangan jalan dengan nilai perioritas 3,317,
ketujuh perbaikan hangar dengan nilai perioritas 3,114, kedelapan perbaikan
kualitas material dengan nilai perioritas 2,984, kesepuluh penambahan lampu
dalam ruang dengan nilai perioritas 2,820, kesebelas penambahan perbaikan rambu
lalu lintas dengan nilai perioritas 2,461 dan keduabelas adanya ruang hijau
kota dengan nilai perioritas 2,399.
Dalam
meningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai dengan keinginan pengguna yaitu
perlu pertama adanya tempat area parkir dan fasilitas yang ideal bagi kendaraan
angkutan kota dan penumpang agar
kendaraan tidak sebarangan menaik turunkan penumpang, kedua tata kursi dan
material yang digunakan sesuai dengan nilai ergonomi agar penumpang merasakan
kenyamanan saat menggunakan kendaraan. Ketiga untuk memudahkan pengguna
kendaraan untuk akses naik turun kendaraan maka troktoar tingginya disesuaikan
dengan dimensi tubuh pengguna. Keempat penerangan lampu jalan sesuai dengan
aturan yang ada yaitu minimal 70 lux, agar pengguna kendaraan angkutan kota
merasa aman saat malam hari, dan kelima adalah penambahan rambu-rambu lalu
lintas serta ukuran yang standar supaya pengguna kendaraan dapat memperoleh
informasi yang jelas.
5. KESIMPULAN
Atribut-atribut
pelayanan yang diprioritaskan pertama adalah perlu perbaikan area parkir halte
dengan nilai perioritas 4,354, kedua material tempat duduk dengan nilai
perioritas 3,680, ketiga perbaikan akses naik turun dengan nilai perioritas
3,678, keempat perbaikan tinggi kursi dengan nilai perioritas 3,511, kelima
penambahan dan perbaikan trotoar dengan nilai perioritas 3,395, keenam
penerangan jalan dengan nilai perioritas 3,317, ketujuh perbaikan hangar dengan
nilai perioritas 3,114, kedelapan perbaikan kualitas material dengan nilai
perioritas 2,984, kesepuluh penambahan lampu dalam ruang dengan nilai
perioritas 2,820, kesebelas penambahan perbaikan rambu lalu lintas dengan nilai
perioritas 2,461 dan keduabelas adanya ruang hijau kota dengan nilai perioritas
2,399.
Peningkatkan
kualitas pelayanan yang sesuai dengan keinginan pengguna yaitu perlu pertama
adanya tempat area parkir dan fasilitas yang ideal bagi kendaraan angkutan kota
dan penumpang agar kendaraan tidak
sebarangan menaik turunkan penumpang, kedua tata kursi dan material yang
digunakan sesuai dengan nilai ergonomi agar penumpang merasakan kenyamanan saat
menggunakan kendaraan. Ketiga untuk memudahkan pengguna kendaraan untuk akses
naik turun kendaraan maka trotoar tingginya disesuaikan dengan dimensi tubuh
pengguna. Keempat penerangan lampu jalan sesuai dengan aturan yang ada yaitu
minimal 70 lux, agar pengguna kendaraan angkutan kota merasa aman saat malam
hari, dan kelima adalah penambahan rambu-rambu lalu lintas serta ukuran yang
standar supaya pengguna kendaraan dapat memperoleh informasi yang jelas.
DAFTARA PUSTAKA
Ahmad Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang,
Sumarni Hamid, (2014), Kajian Utilitas Kendaraan dan Fasilitas Pemberhentian
Angkutan Kota Yang Bernilai Ergonomi, Publikasi
Ilmiah Proposal Penelitian S3 Teknik Sipil Unhas, Vol. April 2014, ISSN:
2087-7986.
Ahmad Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang,
Sumarni Hamid, (2014), Kajian Utilitas Kendaraan Angkutan Kota Yang Bernilai
Ergonomi. Proceding Seminar Nasional
Teknologi Industri II ATIM 2014, ISBN 978-602-14822-1-6. hal. 307-310.
Ahmad Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang,
Sumarni Hamid, (2015), “Facilities Studi Termination Of The Value Of City
Transport Ergonomics”. Conference
Programme The 2nd Makassar Internasional Conference On Civil
Engineering, ISBN 978-979-530-134-9.. pp. 705-709.
Ahmad Hanafie, Hammada Abbas, Lawalenna Samang,
Sumarni Hamid, (2015), Kajian Utilitas Kendaraan Angkutan Kota Makassar Yang
Bernilai Ergonomi, Publikasi Ilmiah Hasil
Penelitian S3 Teknik Sipil Unhas, Vol. Agustus 2015, ISSN: 2087-7986.
Cohen
L, (1995), Quality Function Deployment: How to Make QFD
Work for You Addison Wesley-Publishing Company, Massachusets
Geetam Tiwari, (2002), “Urban Transport Priorities”, Cities, Vol. 19,2, hal. 95 – 103.
Muchtar Ginting, (2011), “Analisa Permasalahan Komponen Tempat Tidur
Pasien Dengan Metode QFD”, Jurnal Austenit, Vol. 3, Nomor
2.
Mukti Advani, Geetam Tiwari, (2006), “Review of
Capacity Improvement Strategies for Bus transit service”, Indian Journal of Transport Management, Oktober – Desember 2006.
Ngudi Tjahjono, (1996), Ancangan
Sistematik dalam Pengembangan Sistem Transportasi Kota, Seminar
regional Sstrategi pengembangan Transportasi,” di Fakultas Teknik Univ. Widyagama
Malang.
Ranjay M, Shrestha and Edmund J. Zolnik, (2013), “Eliminating
Bus Stops: Evaluating Changges in Operations, Emissions and Coverage”, Journal of Public Transportation, Vol
16, No. 2, hal. 2913.
Susilowati,
Achmad Wicaksono, Tunjung W. Suharso, Kajian Kinerja, (2011), “Angkutan
Umum Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) pada Kawasan Industri
Marmer di Kabupaten Tulungagun”, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol 5, No. 3- 2011, hal 191-200
Suisman, Doug, (1997), “Bus Stops as Urban Places (streets: Old
Paradigm, New Ivestment)”, Journal Issue,
Places, 11 (2).
Sritomo Wignjosoebroto,
(2008), Ergonomi, Studi Gerak &
waktu. Penerbit Guna widya, Jakarta.
Sudjana, (1989), Metoda Statistika, penerbit Tarsito,
Bandung.
Yuni Hermawan, (2010), “Studi
Ergonomi Perancangan dan Pengembangan Produk Tongkat Lansia dengan Metode
Quality Function Deployment (QFD)”, Jurnal Rekayasa, Volume 7, Nomor 1 Juli
2010, hal. 97-109
Sonya Marliana, Rini
Dharmastiti", (2008), “Integrasi Servqual dan QFD untuk Meningkatkan Kualitas
Layanan Angkutan Massa Trans Jogya”, Proceding Seminar Nasional Aplikasi Sain dan Teknologi
2008-IST AKPRIND Yogyakarta, hal. 110-114.