MODIFIKASI RANCANGAN ALAT PEMANAS PEMBUATAN KERUPUK DENGAN KETEL UAP
Ahmad Hanafie dan Haslindah
Dosen Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Univ. Islam Makassar
ABSTRAK
Memodifikasi alat pemanas pembuatan krupuk dengan mengunakan ketel uap (boiler) dengan tambahan isolasi dengan memperhatikan aspek-aspek fungsional, aspek finansial, aspek teknis, aspek ekonomis sehingga kapasitas produksi meningkat dan sesuai kebutuhan konsumen. Dengan penerapan metode rekayasa nilai (value engineering method) diperoleh beberapa kriteria untuk menghasilkan sistem kerja ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven) meliputi : kriteria kekuatan, kriteria biaya pelaksanaan, kriteria kemudahan pelaksanaan. kriteria-kriteria ini dapat digunakan sebagai kriteria untuk merencanakan sistem kerja ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven). Alternatif yang terbaik untuk sistem kerja ketel uap sebagai pemanas yang digunakan untuk memanaskan material (adonan dalam oven), yaitu alternatif 1. alternatif ini merupakan alternatif isolator ketel uap dengan menggunakan gypsum, dan memiliki nilai (value) 7,11. Dengan metode rekayasa nilai dapat dihasilkan alternatif usulan yang memiliki penghematan biaya sebesar Rp. 1.466.661,03./tahun
Kata Kunci : Rekayasa Nilai, Perancangan Produk
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krupuk merupakan suatu produk yang diminati masyarakat sebagai makanan ringan, dimana dalam proses pembuatannya (proses produksi) diperlukan proses pemanasan produk pada saat sebelum hasil akhir dijual kepasaran.
Sistem pemanas ini membutuhkan suatu energi panas yang dihasilkan dari bahan bakar arang untuk memanaskan ketel (boiler). Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan krupuk. Kebutuhan bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran ini berpengaruh pada biaya produksi yang dikeluarkan.
Permintaan produk (krupuk) cukup besar dan untuk memasaknya memerlukan energi/bahan bakar yang banyak. Dengan metode yang diterapkan selama ini (menggunakan boiler tanpa isolasi), banyak terjadinya kehilangan energi pemanasan dari boiler kelingkungan, sehingga perlu dilakukan perancangan yang dapat menurunkan terjadinya kehilangan energi tersebut sehingga dapat meningkatkan produksi dengan biaya ekonomis (memberikan nilai tambah) dan tanpa mengurangi kualitas sesuai kebutuhan konsumen. Dari rancangan yang dibuat melalui penggunaan isolasi yang dipasang pada sisi dinding boiler, akan mampu menurunkan terjadinya kehilangan energi (meningkatkan energi terpakai), sehingga sekaligus menurunkan konsumsi bahan bakar dan mempercepat waktu produksi.
Memodifikasi alat pemanas pembuatan krupuk dengan mengunakan ketel uap (boiler) dengan tambahan isolasi dengan memperhatikan aspek-aspek fungsional, aspek finansial, aspek teknis, aspek ekonomis sehingga kapasitas produksi meningkat dan sesuai kebutuhan konsumen.
Rancangan sistem pemanas ini memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan sistem yang digunakan sekarang yakni dapat menghemat biaya bahan bakar, waktu proses produksi lebih singkat, kapasitas produksi yang lebih tinggi.
Minggu, 21 Desember 2008
EVALUASI ERGONOMI THRESHER
Evaluasi Ergonomi dalam Perancangan Fasilitas Kerja untuk Proses
Perontok Padi (Thresher)
(Studi Kasus Petani di Kabupaten Pinrang Sulawesi-Selatan)
O l e h : Ahmad Hanafie
Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo Wignjosoebroto, M.Sc.
Ir. Sri Gunani Partiwi, MT.
Alat kerja Merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan kerja tentunya akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Dalam perancangan atau redesain alat kerja harus memperhatikan peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen system kerja yang terlibat yaitu manusia mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja.
Proses perontokan padi petani di Kabupaten Pinrang (Sul-Sel). Dalam melakukan suatu pekerjaan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi, maka berdasarkan dari kondisi kerja tersebut akan dilakukan suatu redesain terhadap alat kerja. Beberapa hal yang akan dijadikan dasar dalam melakukan redesain ini adalah antropometri, biomekanika, physiological performance, subyektivitas, dan analisa terhadap waktu dan out put standar yang dihasilkan. Selanjutnya dibandingkan kondisi kerja sebelum redesain dengan sesudah redesain.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kondisi kerja sesudah redesain akan lebih baik daripada sebelum redesain, misalnya alat kerja pada meja pengumpan yang telah disesuaikan dengan antropometri, pengeluaran energi rata-rata operator pada kondisi sesudah redesain sudah lebih kecil dari sebelum redesain berdasarkan standar lehman. Hasil yang diperoleh nantinya akan ada penurunan tingkat keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator pada saat bekerja serta analisis biomekanika untuk mengetahui beban kerja pada lengan berdasarkan hukum Newton sehingga produktivitas kerja operator akan ditingkatkan.
Kata kunci : Ergonomi, Antropometri, Physiological Performance, Produktivitas Kerja dan Biomekanika.
Perontok Padi (Thresher)
(Studi Kasus Petani di Kabupaten Pinrang Sulawesi-Selatan)
O l e h : Ahmad Hanafie
Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo Wignjosoebroto, M.Sc.
Ir. Sri Gunani Partiwi, MT.
Alat kerja Merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan kerja tentunya akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Dalam perancangan atau redesain alat kerja harus memperhatikan peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen system kerja yang terlibat yaitu manusia mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja.
Proses perontokan padi petani di Kabupaten Pinrang (Sul-Sel). Dalam melakukan suatu pekerjaan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi, maka berdasarkan dari kondisi kerja tersebut akan dilakukan suatu redesain terhadap alat kerja. Beberapa hal yang akan dijadikan dasar dalam melakukan redesain ini adalah antropometri, biomekanika, physiological performance, subyektivitas, dan analisa terhadap waktu dan out put standar yang dihasilkan. Selanjutnya dibandingkan kondisi kerja sebelum redesain dengan sesudah redesain.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kondisi kerja sesudah redesain akan lebih baik daripada sebelum redesain, misalnya alat kerja pada meja pengumpan yang telah disesuaikan dengan antropometri, pengeluaran energi rata-rata operator pada kondisi sesudah redesain sudah lebih kecil dari sebelum redesain berdasarkan standar lehman. Hasil yang diperoleh nantinya akan ada penurunan tingkat keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator pada saat bekerja serta analisis biomekanika untuk mengetahui beban kerja pada lengan berdasarkan hukum Newton sehingga produktivitas kerja operator akan ditingkatkan.
Kata kunci : Ergonomi, Antropometri, Physiological Performance, Produktivitas Kerja dan Biomekanika.
PERANCANGAN ALAT KERJA
PERANCANGAN ALAT KERJA YANG ERGONOMI PADA PT.CAHAYA ANUGERAH SENTOSA MAKASSAR
abstrak
Pekerjaan dibagian packing belum menggunakan alat kerja, Dalam melakukan proses pengerjaan dilakukan operator/pekerja dengan posisi posisi duduk. Sehingga operator/pekerja sering mengalami keluhan-keluhan pada bagian tangan leher dan punggung. Berdasarkan evaluasi ergonomi yang telah dilakukan terhadap Packing dan molen antara lain analisa denyut jantung serta analisa subjektivitas, analisa waktu dan output standar dan analisa biomekanika maka dapat disimpulkan bahwa alat kerja sebelum redesain tidak ergonomis. Hal ini ditunjukkan pada analisa denyut jantung yang masih berada diatas standar Lehman (5.00 kcal/menit > 3.3 kcal/menit), serta analisa subjektivitas yang masih menunjukkan tingkat keluhan rasa sakit oleh operator yang harus ditanggung oleh tubuh bagian kanan, terutama tangan, lengan, dan bahu. Analisa konsumsi energi pada perancangan alat memberikan hasil konsumsi energi yang dibutuhkan lebih kecil dari sebelumnya redesain (2.619 kcal/menit < 6.00 kcal/menit), dan berdasarkan analisa subjektivitas melalui penyebaran kuesioner Nordic Body Map untuk mengetahui rasa sakit pada tubuh terhadap operator setelah perancngan alat diperoleh hasil rata-rata tingkat keluhan jauh lebih rendah dari kondisi sebelum redesain. Hal ini menunjukkan bahwa hasil perancangan alat lebih ergonomis dari alat kerja sebelum perancangan alat. Setelah dilakukan perancangan ulang nampak selisinya bagian Packing waktu 0.34 menit dan hasil diperoleh 130 dos.
Kata Kunci: Waktu Standar, Subyektivitas, Denjut jangtung, Antropometri.
abstrak
Pekerjaan dibagian packing belum menggunakan alat kerja, Dalam melakukan proses pengerjaan dilakukan operator/pekerja dengan posisi posisi duduk. Sehingga operator/pekerja sering mengalami keluhan-keluhan pada bagian tangan leher dan punggung. Berdasarkan evaluasi ergonomi yang telah dilakukan terhadap Packing dan molen antara lain analisa denyut jantung serta analisa subjektivitas, analisa waktu dan output standar dan analisa biomekanika maka dapat disimpulkan bahwa alat kerja sebelum redesain tidak ergonomis. Hal ini ditunjukkan pada analisa denyut jantung yang masih berada diatas standar Lehman (5.00 kcal/menit > 3.3 kcal/menit), serta analisa subjektivitas yang masih menunjukkan tingkat keluhan rasa sakit oleh operator yang harus ditanggung oleh tubuh bagian kanan, terutama tangan, lengan, dan bahu. Analisa konsumsi energi pada perancangan alat memberikan hasil konsumsi energi yang dibutuhkan lebih kecil dari sebelumnya redesain (2.619 kcal/menit < 6.00 kcal/menit), dan berdasarkan analisa subjektivitas melalui penyebaran kuesioner Nordic Body Map untuk mengetahui rasa sakit pada tubuh terhadap operator setelah perancngan alat diperoleh hasil rata-rata tingkat keluhan jauh lebih rendah dari kondisi sebelum redesain. Hal ini menunjukkan bahwa hasil perancangan alat lebih ergonomis dari alat kerja sebelum perancangan alat. Setelah dilakukan perancangan ulang nampak selisinya bagian Packing waktu 0.34 menit dan hasil diperoleh 130 dos.
Kata Kunci: Waktu Standar, Subyektivitas, Denjut jangtung, Antropometri.
MODIFIKASI HELM STANDAR
MODIFIKASI HELM STANDAR KENDARAAN RODA DUA YANG ERGONOMIS BAGI PENGGUNA TELPON SELULER
RINGKASAN DAN SUMMARY
Pengguna Helm Standar bermotor sering sekali mengalami kesulitan bagi pengguna telpon seluler, dimana pada saat menerima sinyal atau nada panggil, terkadang mengangkat helm sampai diatas telingga lalu menerima telpon atau terpaksa dengan tergesa-gesa memarkir kendaraannya lalu mengangkat helm. Karena helm standar bentuknya tertutup sehingga pengguna kesulitan dalam menerima sinyal telpon seluler.
Setelah di modifikasi helm pengguna tidak lagi memarkir motor atau mengangkat helm. Pengguna telpon seluler saat menerima nada panggil otomatis pengguna menekan tombol penerima. Jadi pengguna berbicara sambil mengendarai kendaraan secara aman dan nyaman.
RINGKASAN DAN SUMMARY
Pengguna Helm Standar bermotor sering sekali mengalami kesulitan bagi pengguna telpon seluler, dimana pada saat menerima sinyal atau nada panggil, terkadang mengangkat helm sampai diatas telingga lalu menerima telpon atau terpaksa dengan tergesa-gesa memarkir kendaraannya lalu mengangkat helm. Karena helm standar bentuknya tertutup sehingga pengguna kesulitan dalam menerima sinyal telpon seluler.
Setelah di modifikasi helm pengguna tidak lagi memarkir motor atau mengangkat helm. Pengguna telpon seluler saat menerima nada panggil otomatis pengguna menekan tombol penerima. Jadi pengguna berbicara sambil mengendarai kendaraan secara aman dan nyaman.
Langganan:
Postingan (Atom)